Berlalu

Jarum berputar sebagaimana mestinya
Tak pernah lelah untuk terus berlalu
Mungkin diantara jarum jam yang terus berjalan
Tak pernah terselip namaku
Tak pernah terbesit wajahku

Dikepalamu yang sesibuk lalu lintas jam 4 sore
Aku sungguh penasaran
Aku berwujud seperti apa ?
Hanya angin berlalu  ?
Hanya batu yang dapat menyandungmu ?
Berharap seperti selayaknya oksigen.
Tapi  itu mustahil!

Aku tak lebih dari daun yang jatuh
Entah angin membawaku kemana
Ada dan tiadanya aku
Sama saja dihidupmu

Ditulis: Teras rumah, kolong langit yang kian gelap gulita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati Anak Tunggal

Lelaki Sejati Tidak Bermain Barbie.

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai KOMPAS Pengungat dan Petunjuk Insan Pergerakan