Saturday Merah Muda

Hari selalu menawarkan warna yang berbeda. Sabtu malam minggu, tak harus selalu dengan sang pujaan hati, lantas tak membuat hariku berubah menjadi gelap mendung lalu hujan. Tidak, aku dan kamu sedang tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Aku tak ingin menjejali telingamu dengan keluhan, karena tak tega rasanya menatap parasmu yang tampak kelelahan. Tak ingin pula aku membuat kerutan diantara kedua alismu kian jelas tergurat hanya mendengar ocehanku. Akupun tak berminat menambah pikulan, membuat jalanmu semakin menunduk pun dadamu bertambah sesak dihimpit ganjalan.

Apakah aku sudah pernah melontarkan pujian padamu? Kali ini luangkan waktu untuk bacalah, ketika kesibukan yang menderamu setiap detik telah usai.
Aku mengagumi sosokmu yang begitu giat, tak mengenal lelah pun merapal keluh dengan mudah.  Kau menunjukkan bagaimana manjadi lelaki yang sesungguhnya. Bukan lelaki yang sibuk melontarkan kata dengan jumawa, kau justru memberiku bukti nyata.
Tak putus-putusnya aku mengucap syukur karena Sang Skenario Yang Hakiki menyandingkanku dengan pria seperti dirimu. Kerja keras, pantang menyerah, dan rasa sayang yang tak berkesudahan merupakan paket lengkap yang diimpikan setiap wanita.
Aku percaya, di sela-sela kesibukanmu masih ada terselip namaku di alunan nada angin malam yang berbisik hingga membalut raga.
"Jarak mengajariku berdamai dengan rindu. Disini tepat dihatiku, sama seperti puluhan purnama berlalu, semua tentangmu masih tetap merah muda yang belum berubah menjadi pucat atau bahkan gelap layaknya mendung dilangit sore yang kelam."
Sekedar tersenyum menyapaku dan bertanya tentang hari dan warna yang bisa ku nikmati bersama keluarga, sahabat dan orang-orang terdekatku, sudah dari cukup. Sebab ku tahu kau meninggalkanku bukan sebab lain, melainkan urusan tanggung jawab. 

Hubungan yang sedang kita jalani bukan untuk semua orang. Hati yang lapang, logika yang dijaga kewarasannya, pun ketegaran jadi pilar utama  bertahanya ikatan. Berdua, kita belajar berdamai dengan rindu dan keadaan.
Masih ada hari-hari selanjutnya, dimana kau memberikan setiap detiknya untuk sekedar minum teh hangat ditemani manisnya senyummu. Karena senyummu melekat  hingga memnuat hatiku tertutup rapat.
Happu Saturday ☺

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati Anak Tunggal

Lelaki Sejati Tidak Bermain Barbie.

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai KOMPAS Pengungat dan Petunjuk Insan Pergerakan