Untuk Kedua Masaku

Dari diriku-untuk dirinya yang telah kukenal sebelas tahun.

Apa kabar ?  Ku yakin kau baik-baik saja. Jadi sudah berapa lama kita tak bertegur sapa?
Bahkan melihat namamu di notifikasi layar virtualku hampir tak ada.
Lucu bukan, dulu wajahmu selama 6 tahun setiap hari hampir ku lihat. Aku suka mencuri-curi pandang saat ada acara sekolah. Saat kau tengah sibuk mempersiapkan kegiatan sekolah.
.
Ah bahkan, aku pernah cemburu dengan teman osismu, bahkan aku dulu suka dengan balasan singkatmu. Bahkan dengan diammu dan tatapan tajammu pun aku ingat betul. Aku hafal tulisan tanganmu, yang kecil,  apalagi dengan huruf Qnya yang bagiku itu terlihat seperti sebuah kecambah. Dan bagiku itu lucu ketika kulihat kecambah jadi ingat tulisanmu, ah bagaimana kau terlintas disepanjang benakku, sedangkan aku saja hampir tak pernah terlintas dibenakmu.
Dan kini sang waktu berlalu begitu cepat, kini usia kita tak lagi remaja, sudah berkepala dua dan akan genap seperempat abad. Segala sesuatu telah diputuskan dengan berbagai logika, bukan hanya tentang perasaan.
.
Dulu aku pernah membayangkan, aku akan hidup sampai tua ditemani kau, ku menjadi arsitek, dan ku bisa menanyai kau denah listriknya di gambaranku. Ah nyatanya itu tidak sesuai ekspektasi. Aku memilih pendidikan dijalur yang berbeda dengan passionku. Setelah kesini aku pernah membayangkan juga, kita duduk dipelaminan, dam mencari rizki dan ridhoNya bersama. Aku jualan handycraft, mahar, jilbab, kau bisa membantuku untuk mengambil potret jilbabnga atau maharnya sebelum ku unggah di sosial media, dan kau membuka jasa videographer post weeding, seru sepertinya kita bisa saling bertukar ide, meskipun aliran musikmu dan aku berbeda aku lebih suka kpop (karena aku suka lagu yang tak semua orang mengerti maknanya, jadi semua tak tahu apakah aku sedang mendengarkan lagu sedih atau bahagia) , dan kau lebih suka jenis music yang seperti itu. Tapi nyatanya semua rencana manusia, kalah akan skenarioNya.
.
Karena dikehidupan yang kita pijak ini
Ada yang sengaja tak diraih, karena bukan sebuah tujuan

Dan aku bukanlah tujuan akhirmu.

Dan aku percaya seseorang diluar sana ada yang sedang berusaha berjuang untukku menjadikanku tujuannya.
.
.
Aku percaya dengan segala garis takdir yang Allah tentukan untukku.

Jika aku boleh egois sekali saja tanpa mempedulikan apapun, aku hanya memintamu menjadi milikku.
.
Tapi apalah dayaku, jika seseorang disana lebih berhak terhadapmu ?
Dan apa yang bisa ku perbuat jika alam semesta ini mendekatkanmu padanya dan seluruh alam semesta ini berkonspirasi menjauhkanku padamu?
.
Entah aku harus bahagia atau bersedih. Ketika do'a-do'aku dijawab olehNya. Ku berdo'a semoga kau menemukan dia yang sama sepertimu, dan kau merasa nyaman dengannya. Agar tak ada yang sepertiku lagi. Tapi ketika do'a-do'aku terjawab, aku meangisimu lagi seperti orang bodoh.
.
Entah menangis karena memang kau bukan jodohku, atau aku menangis bahagia akhirnya kau menemukan seseorang yang benar-benar cocok menjadi pelengkap separuh dien.mu.
.
Teruntuk wanitamu. Terimakasih sudah meminjamkan sejenak dan agak lama pemilik tulang rusukmu. Semoga kau menerima kurang lebihnya dia. Dan maafkan aku jika aku pernah dengan sangat menyayanginya. Semoga kau selalu membahagiakannya dan tak membuatnya kecewa.
Dan teruntuk masa depanku kelak entah siapa. Maaf aku pernah mengira dia adalah masa depanku. Semoga kau menerima kurang lebihnya aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Hati Anak Tunggal

Lelaki Sejati Tidak Bermain Barbie.

Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai KOMPAS Pengungat dan Petunjuk Insan Pergerakan