semesta kala itu sedang bercanda
Mungkin kala itu semesta sedang bercanda. Mempertemukanku denganmu dibawah kaki gunung wilis. Hawa sejuk kala itu masih teringat dengan jelas mampu menusuk tulangku. Bagaimana tidak aku tidak memiliki cukup banyak persediaan lemak didalam tubuhku. Tapi terekam dengan jelas sesimpul sentum hangat dikala sore itu. Kau berjalan di samping tendaku. Tapi kala itu Matamu tertuju sesosok perempuan di tenda lain. Semesta saat itu menjadikanmu seseorang yang paling manis diimajianasiku. Lalu beberapa bulan kemudian kau bukan hanya ada di imajinasiku, kau menjadi sosok yang nyata dalam hidupku. Kini semesta menjadikanmu seseorang yang enggan aku lihat. Bagaimana tidak, tatapan matamu mampu membuatku sadar bahwa kau hadir dalam hidupku hanya sekedar singgah tanpa menetap tak menjadikanku bagian rumahmu.